UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
PERILAKU KONSUMEN
NAMA : DWI AGUSTIN
KELAS : 3EA21
NPM : 12211221
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Pengertian
Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivitas
ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan
dan keinginan.
Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan
yang matang.
Pengertian
Perilaku Konsumen oleh para ahli sebagai berikut :
1.
James F Engel
Perilaku
konsumen di definisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibata
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk
proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut (1988:8)
2.
David L Loundon
Perilaku
konsumen dapat diDefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas
individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa (1984:6).
3.
Gerald Zaltman
Perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan
oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu
produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk,
pelayanan dan dumber-sumber lainya. (1979:6)
Dari
beberapa Definisi tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum,
kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapakan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di
pengaruhi linkungan.
2.
Pemikiran yang
Benar tentang Konsumen
1.
Konsumen adalah RAJA
2.
Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui
penelitian.
3.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan
persuasif yang menghadapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa
dan dengan maksud tertentu.
4.
Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang
menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan moral berada
pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.
Bila ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir
selalu negatif. Kami memberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun
yang salah mengenai konsumen. Kami lebih jauh mendemonstrasikan bahwa
penelitian konsumen, bila ditanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan
masukan yang esensial untuk strategi pemasaran yang baik dalam organisasi yang
mencari laba maupun yang tidak mencari laba. Akhirnya, penelitian juga
berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan konsumen, dan
melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakkan umum.
Krisis ubah perilaku konsumen
Krisis
keuangan global mungkin telah memaksa banyak orang menunda liburan impiannya.
Namun, konsumen rupanya masih mau membelanjakan uang untuk barang yang dianggap
penting, yaitu produk kecantikan dan perawatan kesehatan.
Sebuah survei
internasional oleh perusahaan riset pasar, Synovate, memperlihatkan pengeluaran
untuk kosmetik dan perawatan kesehatan tampaknya tetap bertahan. Padahal,
merosotnya perekonomian belakangan ini telah mengubah perilaku konsumen di seluruh dunia.
Survei itu
menemukan, 41% orang merencanakan membelanjakan
jumlah yang sama untuk kosmetik, seperti sebelum mulainya krisis ini. Hanya 27% yang mengatakan mereka akan mengurangi pengeluaran.
Sementara
untuk produk-produk perawatan kesehatan, 55%
responden mengatakan mereka akan membelanjakan jumlah yang sama. Hanya hanya 17% yang akan mengurangi pengeluaran. Survei itu menanyai
11.500 orang di belasan negara, termasuk Brasil, Yunani, Meksiko, Belanda,
Rusia, Inggris, dan AS.
Walau
ada prakiraan ekonomi yang suram di negara mereka, responden dari Denmark,
Brasil, dan Malaysia merupakan yang paling optimistis mengenai kekuatan
perekonomian mereka. Adapun mereka yang dari AS dan Inggris adalah responden
yang paling pesimistis.
AS telah
terjebak dalam resesi ekonomi. Sementara data bulan Desember memperlihatkan
Inggris bergerak mendekat ke resesi. Krisis ekonomi dunia muncul sejak tahun
lalu, berawal dari krisis sektor perumahan AS yang kemudian memukul pasar
keuangan global dan mengimbas ke perekonomian dunia.
Secara
keseluruhan, konsumen di banyak negara mengatakan mereka mengurangi pengeluaran
uang untuk barang- barang mewah. Hanya 10%
dari responden di Brasil yang mengakui akan membelanjakan lebih banyak untuk
barang mewah. Sementara 49% penduduk
Hongkong dan 72% warga
Denmark mengatakan, pengeluaran mereka untuk barang-barang mewah akan tetap
sama.
Lebih
banyak konsumen, terutama di Brasil, Inggris, Perancis, Yunani, dan AS,
mengatakan, mereka akan lebih ketat melihat harga sebelum berani melakukan
transaksi.
Namun, banyak
pembeli di Malaysia, Taiwan, dan Hongkong yang mengatakan mereka tidak terlalu
memerhatikan harga barang sebelum membeli.
Kini,
membeli tanpa perencanaan menjadi cerita lalu. Tak ada lagi pembeli yang
membeli hanya karena suasana hati. Ini yang dungkapkan sekitar 82% orang Amerika, 76% orang
Inggris, 78% orang Belgia, dan 70% orang Perancis. Namun, 55%
orang Hongkong dan 72% orang
Denmark mengatakan membeli secara impulsif dalam jumlah yang sama seperti
sebelumnya.
Berlibur dan
barang-barang bermerek merupakan yang hal pertama yang harus dikorbankan kala
anggaran keluarga dipotong. Namun, pilihan-pilihan ini berbeda di seluruh
dunia.
Bagi orang
Amerika dan Yunani, makan di restoran bersama keluarga dan teman adalah hal
pertama yang dicoret. Sementara orang Romania menunda membeli alat-alat
berteknologi tinggi. Orang Serbia memilih mengorbankan liburan, tetapi 81% orang Denmark menyebut tak ada yang mereka korbankan.
3. Pemikiran Konsumen Sebagai Suatu Bidang yang Dinamis Pendekatan
dalam meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat
tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama
adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam
perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui
wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami
apa makna sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
Pendekatan
kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan
ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan
ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu ekonomi dan statistika.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan
hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,
yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau
seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Roda
Analisis Konsumen
Roda
analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti,
menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi
pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga
elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Afeksi
dan kognisi
Elemen
pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk
pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau
kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu
pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu
produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan
sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang
sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia
dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi.
Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi
ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang
dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu
terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan
pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut.
Bila
intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi
terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan,
memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau
menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan.
mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu
itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai.
Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk
mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari
sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah
aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan
sebelumnya.
Fungsi
utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal,
dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua
adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif
seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi
pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan
melaksanakan alternatif itu.
Besar
kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,
produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi
secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir
sebelum membeli sebuah produk.
Metode–Metode
Penelitian Perilaku Konsumen
Ada dua macam
penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan penelitian
tentang kesimpulan konsumen
Æ Penelitian ekplorasi : Metode yang digunakan dalam
penelitian ekplorasi konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan
kelompok.
Æ Metode mempengaruhi konsumen : Melalui pemberian sugesti
kepada konsumen secara sepontan
1.
Metode
memusatkan atau mempokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen tersebut
mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam pasal.
2.
Pendekatan
penelitian konsumen
Penelitian
eksplorasi tidak di rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti
pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh karena itu, peneliti megenai
kesimpulan konsumen terhadap sutu produk, mereka dan pelayanan itu penting
peneliti kesimpulan konsumen dapat juga digunakan menentukan apa yang
mempengaruhi konsumen
Pendekatan
penelitian konsumen Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian
cross-soctional dan longitudinal.
Pendekatan
penelitian cross-sectional : Pendekatan ini di maksud untuk meneliti
aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan waktu secara relative singkat
misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada watu tertentu mempelajari
nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu produk dalm momen waktu tertentu.
Pendektan
penelitian longitudinal: Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku
konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu, Misalnya :
mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat
bertahan selama beberapa waktu. Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan
pada periode waktu yang relative lama, sedangkan pendekatan penelitian
cross-sctional menggnakan waktu yang relative singkat atau sesaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar