PENGARUH KELAS SOSIAL
DAN STATUS
1. JENJANG SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (
lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian
kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat
terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki
kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang
lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
2. PENGERTIAN JENJANG
SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan
sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang
berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar
dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas
sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial
penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu
karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri
maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai
produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk
“kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis
untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut
ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada
faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku
bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas
sosial lainnya.
Para individu dapat
berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan
kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh
orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan
berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering
menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas
sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol
keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan
dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
3. FAKTOR PENENTU KELAS
SOSIAL
Apakah yang menyebabkan
seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap
pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan
atau kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya
sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang
dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status
atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial
yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial,
karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek
struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah
dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan
adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang
status.
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan
tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran
(ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu
pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan
usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau
kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk
menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai
dengan yang diinginkan tanpa perlawanan)
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan kelas sosial, yaitu:
A.
Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial
merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu,
memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara
hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk
menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya
diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial
tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera
mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin
mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan
cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan
disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan
bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan
menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka
dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan
orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan
yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada
penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari
pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau
korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi
gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai
yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan
gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
B.
Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang
terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau
tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis
pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana
mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan
orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise
yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah
yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan
yang berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi;
meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya
masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan
bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial,
Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani
atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang
penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang
prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran
penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek
strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang,
maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya,
jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa
menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi
keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari
cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya
menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan
salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena
itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial
seseorang.
C.
Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan
uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan
mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan
ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat,
tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup
seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting
daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi
dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan
kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana
tingkat pendidikan mereka sebanding.
4. PENGUKURAN KELAS
SOSIAL
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
A.
Berdasarkan Status Ekonomi.
1.
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
Golongan sangat
kaya(pertama) merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kaya(kedua) :
merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka
terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan miskin(ketiga) :
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2.
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
Golongan kapitalis atau borjuis
: adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
Golongan menengah : terdiri
dari para pegawai pemerintah.
Golongan proletar : adalah
mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah
kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan
menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya
golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam
kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis
atau borjuis dan golongan proletar.
3.
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni:
Kelas sosial atas lapisan
atas ( Upper-upper class) : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial atas lapisan
bawah ( Lower-upper class) : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial menengah
lapisan atas ( Upper-middle class) : pengusaha, kaum professional
Kelas sosial menengah
lapisan bawah ( Lower-middle class) : pegawai pemerintah, kaum semi
profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial bawah lapisan
atas ( Upper lower class) : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial lapisan sosial
bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class) : para pekerja tidak tetap,
pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4.
Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
Kelas puncak
(top class)
Kelas menengah berpendidikan
(academic middle class)
Kelas menengah ekonomi
(economic middle class)
Kelas pekerja (workmen dan
Formensclass)
Kelas bawah (underdog class)
b.
Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat
kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut
Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita
temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana,
gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan
Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai
oleh kasta Sudra.
c.
Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang
dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada
dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan
jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga
Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan
dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit
hingga Kopral kepala
5. APAKAH KELAS SOSIAL
BERUBAH?
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti
roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status
sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang
lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi
berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas
sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera
konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi
dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya
atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di
konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini
juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa.
6. PEMASARAN PADA SEGMEN
PASAR BERDASAR KELAS SOSIAL
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial
berbeda – beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat
apabila ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya
menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat
diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau memiliki status
sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru,
bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan
untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah. Penggunaan iklan
pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih
kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak mementingkan sebuah
kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran
yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar