UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
PERILAKU KONSUMEN
NAMA : DWI AGUSTIN
KELAS : 3EA21
NPM : 12211221
BAB
III
Proses
Pengambilan Keputusan Konsumen
Oleh
Konsumen
Proses
pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk
dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga
perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik
dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan
informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan
konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan
dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu
merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari
perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah
konsumsi akan dievaluasi kembali.
1.
MODEL-MODEL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Model Perilaku Pengambilan
keputusan
Æ Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik
dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan
marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum.
Æ Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon
dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup
keuntungan yang memuaskan
Æ Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana
perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas
mengambil keputusan
Æ Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model
ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan
keputusan
Æ Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills
menekankan pada sifat kompetitif
Æ Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya
orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi
dan situsai dibawah sadar.
b. Model Preskriptif dan
Deskriptif
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
v Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini
menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
v Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok
mengambil keputusan tertentu.
v Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal
sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan
a.
Teknik Kreatif
*
Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok
dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
*
Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan,
dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan
kelompok
b.
Teknik Partisipatif
Individu
individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Teknik
Modern
o
Teknik Delphi
o
Teknik Kelompok Nominal
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses
pengambilan keputusan :
Intelligence : Pengumpulan informasi untuk
mengidentifikasikan permasalahan.
Design : Tahap perancangan solusi dalam
bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg
disediakan.
Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan
melaporkan hasilnya.
Proses pengambilan keputusan terdiri
dari lima tahap yaitu ;
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN
INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
Model
keputusan: empat pandangan mengenai pengambilan keputusan konsumen
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
v Pandangan ekonomi, konsumen sering dianggap sebagai
pengambil keputusan yang rasional.
v Pandangan pasif, menggambarkan konsumen sebagai orang yang
pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha promosi para
pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan
irasional.
v Pandangan kognitif,
menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif
yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak
mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat
mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan
berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
v Pandangan emosional, mengambil keputusan yang emosional atau
impulsive (menurutkan desakan hati).
Model
dalam pengambilan keputusan mempunyai tiga komponen utama yaitu:
v Masukan (input), komponen ini mempunyai berbagai pengaruh
luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan
mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan
produk. Yang utama dalam faktor masukan ini adalah berbagai kegiatan bauran
pemasaran dan pengaruh sosiobudaya di luar pemasaran.
v Proses, komponen ini berhubungan dengan cara konsumen
mengambil keputusan. Tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga
tahap, yaitu: (a) Pengenalan kebutuhan, (b) Penelitian sebelum pembelian, dan
(c) Penilaian berbagai alternatif.
v Keluaran (output), komponen ini menyangkut dua kegiatan
pasca pembelian yang berhubungan erat: perilaku pembelian dan penilaian pasca
pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan
konsumen terhadap pembeliannya.
Adapun
seorang ahli Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan
keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah,. Ahli ini ada
beberapa model pengambilan keputusan antara lain:
ü Model Probabilitas
ü Model Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of
Expectedvalue)
ü Model matriks
ü Model pohon keputusan (Decision Tree Model)
ü Model Kurva Indiferen / Kurva Tak Acuh.
ü Model Simulasi Komputer.
Selanjutnya
Robert D.Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan
keputusan ke dalam 5 kategori yakni sebagai berikut.
o
Model
Matematika
o
Model
Simulasi Komputer
o
Model
Permainan Operasional
o
Model
verbal
o
Model fisik
2.
TIPE
– TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
I.
Pengenalan
masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai
solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang
muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
II.
Pencarian
informasi (information source). Setelah
memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
III.
Mengevaluasi
alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam
informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
IV.
Keputusan
pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa
alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian
dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal
lain yang perlu dipertimbangkan.
V.
Evaluasi
pasca pembelian (post-purchase evaluation). merupakan proses evaluasi yang
dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi
apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut
sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan
merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak
puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
3.
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika
mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini
sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka
gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.
Alternatif-alternatif
dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.
Tersedia
waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.
Terdapat
tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan
keputusan pembelian:
1.
Motivasi
(motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
mencapai tujuan tertentu.
2.
Persepsi
(perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian
yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan
tersebut.
3.
Pembentukan
sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.
Integrasi
(integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
5.
Pembelajaran
(learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli
produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan
dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya
4. PEMBELIAN
4. PEMBELIAN
Struktur
Keputusan Membeli
Struktur
keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai
keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan
untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen.
1.
Keputusan
tentang jenis produk Konsumen dapat memutuskan untuk. membelanjakan uangnya
untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para
pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan
untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan
uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian,
dan buku)
2.
keputusan
tentang jenis produk.Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk
tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan
riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya
tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari
komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat,
fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3.
keputusan
tentang merek. Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan
informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer
merk acer.
4.
keputusan
tentang penjualan. Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada,
elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar,
pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko
khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia
mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan
purna jual.
5.
Keputusan
tentang jumlah produk. Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen
sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6.
keputusan
tentang waktu pembelian. Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan
tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam
mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen memutuskan mode
pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan
mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit,
bunga rendah, dan lain-lain).
5. DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
1.
untuk
merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.
perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
3.
pemasaran
sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu,
seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
1.
Terdapat
tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.
Pendekatan
kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3.
Pendekatan
ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan
menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing
terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Contoh
Kasus Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Seorang A yang
sudah berumah tangga membutuhkan cairan dalam tubuh untuk sehari – hari atau
air minum mineral untuk di minumnya. Saat itu ia langsung mencari informasi
dari orang – orang terdekatnya untuk menentukan air minum yang akan ia konsumsi
setiap harinya. Setelah A mendapat cukup banyak informasi merek, kualitas,
harga, lokasi pendapatan produk tersebut maka A mengevaluasi terhadap
pilihannya dengan cermat untuk mendapatkan air minum yang baik untuk dirinya
dan keluarga.Setelah mengevaluasi berbagai macam merek maka A menjatuhkan pilihan
pada produk air minum aqua yang di produksi oleh Danone yang sudah lama ada dan
sangat di kenal masyarakat dan di gemari masyarakat karena aqua di ambil dari
sumber mata air terpercaya dan jernih melalui tahap proses beberapa kali
penyaringan sehingga sangat aman dan terjamin untuk di konsumsi setiap hari
dalam pengganti cairan tubuh. Tidak sedikit orang memilih air minum aqua karena
terjamin untuk kesehatannya dan mudah di dapatkan. Setelah A dan keluarga
mencobanya beberapa bulan ternyata benar aqua terjamin bersih ,jernih dan mudah
di dapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar