Rabu, 02 Juli 2014

MAMA

                   25 AGUSTUS 1994 dimana aku telah dilahirkan didunia ini dan mendapatkan tugas baruku dari tuhan. Dan disaat aku membuka kedua mataku hanya engkau malaikat yang aku lihat  mama, senyum ikhlas dan air mata tulusmu itu yang telah  menyambut hangat datangku. Senyum ikhlas yang pertama aku lihat, senyuman seorang malaikat yang siap untuk mendidiku menjadi seorang manusia yang sempurna. Dan airmata tulusmu adalah  senyum kebahagianmu yang selalu aku lihat bagaikan indahnya warna pelangi yang selalu berwarna. Aku bersyukur telah dilahirkan dari seorang malaikat sepertimu yang mau mempertaruhkan hidup dan matinya untukku. Seolah kau tak pernah lelah untuk selalu menjagaku  seakan kamu takut aku terjatuh dan terluka dan selalu beri yang terbaik untuk ku, memberikan apa yang kau bisa berikan untukkku bahkan kau mampu memberikan yang tak bisa kau berikan padaku. Doa mu luruskan jalanku hingga aku menjadi seperti ini, menjadi sosok yang selalu di segani oleh semua orang, hingga akku mencapai kesuksesan itu berkat doamu mah.
                       Terimakasi mamaku karena engkau sudah jadi yang terbaik buatku, dan memberikan yang terbaik pula buatku, kau adalah sosok mailakat tercantik yang pernah ku miliki. Ku begitu mencitaimu dan ku taukarena aku yang merasakanya. Cintamu yang tlah hadirkankku dihidupku
kau anugrah terindah yang pernah aku miliki mamah jangan tinggalkan aku yah, aku sayang mama, walau aku nakal nanti mama jangan pernah punya pikiran untu meninggalkan aku karena mama malaikat aku

i love you mama maria /3

SALAH NALAR

Kesalahan Penalaran

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c)      kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a)      kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b)      kesalahan karena adanya term keempat;
c)      kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d)      kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan,
2.      pikiran,
3.      kepercayaan,
4.      simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Berikut ini salah nalar yang berhubungan dengan induktif, yaitu :
A. Generelisasi terlalu luas
Contoh : perekonomian Indonesia sangat berkembang
B. Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.
Jenis – jenis salah nalar
A.     Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
                  contoh :
·         Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
·          Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
B.     Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
·         Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·         Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
C.     Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
·         Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
D.     Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
·         Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·         Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
E.      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
·         Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
F.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
·         Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
KESIMPULAN
Jadi, maksud dari penalaran adalah untuk menemukan kebenaran. Dan Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
-       Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-        Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.


Referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/materi-1-penalaran-bahasa-indonesia/
Bahasa Indonesia/Sepitri

CONTOH KASUS PENALARAN / INDUKSI

Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. Catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar..Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, dan kausal.

Generalisasi
Generalisasi adalah proses berpikir yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus. Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
  • C. Ronaldo adalah bintang pemain sepak bola yang handal mengendalikan bola.
  • L. Messi adalah bintang pemain sepak bola yang handal mengendalikan bola.
Generalisasi: Semua bintang pemain sepak bola handal mengendalikan bola.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana semua peristiwa yang diteliti dan telah menjadi dasar penyimpulan.
Contoh: perhitungan jumlah siswa disuatu sekolah.
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh wanita dewasa gemar menggunakan sepatu hak tinggi.
Analogi
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam-macam hubungan kausal :
1. Sebab-akibat : Peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek dari peristiwa tersebut.
Contoh: Jumlah kendaraan di Jakarta semakin bertambah, akibatnya kemacetan pun semakin parah.
2. Akibat-sebab : peristiwa yang dianggap sebagai akibat dari sebab peristiwa tersebut yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Contoh: Banjir di ibu kota disebabkan kurang baiknya sistem drainase di kota ini.
3. Akibat-akibat : akibat dari akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh: Ayah melihat nilai ulangan kakak menurun, sehingga ayah beranggapan bahwa nilai ulangan adik juga ikut menurun.

Contoh Kausal : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

Selasa, 01 Juli 2014

TUGAS 8



SILOGISME KATEGORIAL
CONTOH KALIMAT DEDUKSI TIDAK LANGSUNG
SILOGISME KATEGORIAL


Contoh :

Semua sarjana ekonomi pandai dalam akuntansi
Egi adalah sarjana ekonomi
Jadi, Egi pandai dalam akuntansi



SILOGISME HIPOTESA

Contoh :

Jika air dimasukkan ke dalam kulkas akan menjadi dingin
Air dimasukkan ke dalam kulkas sehingga menjadi dingin
Jadi, jika air tidak dimasukan ke dalam kulkas maka air tidak akan menjadi dingin



SILOGISME ALTERNATIF

Contoh :

Pak Budi adalah petani atau nelayan?
Pak Budi adalah seorang petani
Jad, Pak Budi bukan seorang nelayan



ENTIMEM

Contoh :

Semua penyanyi bersuara merdu
Rossa adalah seorang penyanyi
Jadi, Rossa memiliki suara yang merdu karena Rossa adalah seorang penyanyi



RANTAI DEDUKSI

Contoh :

Semua tanaman tidak dapat berpindah tempat
Mawar adalah tanaman
Jadi. Mawar tidak dapat berpindah tempat
Anggrek juga tidak dapat berpindah tempat
Tulip juga tidak dapat berpindah tempat
Jadi, Anggrek dan Tulip adalah tanaman sehinga tidak dapat berpindah tempat


1.Semua orang tua adalah penyayang anak
Ayah adalah orang tua
Jadi ayah penyayang anak


2.Semua boa adalah bulat
Bulat adalah bola
Jadi bola adalah bulat


3.Jika kayu digergaji kayu patah
Kayu digergaji
Jika kayu tidakdigergaji, kayu tidak patah
Kayu tidak digergaji
Jadi kayu tidak patah


4.Jika lilin menyala ditiup lilin menyala mati
Lilin menyala ditiup
Jika lilin menyala tidak ditiup, lilin menyala tidak mati
Lilin menyala tidak ditiup
Jadi lilin menyala tidak mati


5.Semua miras adalah berakohol
Tidak satupun miras yang tak berakohol
Tidak satupun yang berakohol adalah miras


6.Semua penyakit adalah tidak enak
Tidak satupun penyakit yang tak enak
Tidak satupun yang tak enak adalah penyakit

tugas ke 7



1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
    Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
    Bunga teratai adalah tumbuhan (premis minor).
 Bunga teratai membutuhkan air (Konklusi)

2.  Silogisme Hipotetik

Argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidak memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
Contoh:
    Jika hujan,  pelangi akan muncul (mayor).
    Sekarang pelangi telah muncul (minor). 
∴ Hujan telah turun (konklusi)

3. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
    Nenek Encas berada di Bandung atau Bogor.
    Nenek Encas berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Encas tidak berada di Bogor.


Entimen

Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
  Contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Salah Nalar

Salah nalar adalah gagasan, perkiraan, simpulan yang sesat atau keliru. Di salah nalar tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan.

Perhatikan contoh di bawah ini:
1. Pada hari ini saya datang terlambat karena jalannya macet.
2. Saya mohon maaf tidak bisa mengikuti pengajian karena tidak ada waktu.

Kalimat di atas merupakan kata-kata yang sering kita ucapkan dalam kehidupan sehari hari. Jika dilihat selintas memang kalimat di atas tampak efektif karena mudah kita pahami. Akan tetapi, kalimat tersebut sebenarnya tidak efektif karena salah nalar.

Pada kalimat (1) terdapat frasa jalannya macet. Di dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI, 1994 : 611) kata macet berarti terhenti atau tidak lancar. Kata terhenti atau frasa tidak lancar hanya boleh mengikuti kata yang bermakna ’gerak.’ Sedangkan kata jalan tidak mengandung makna ’gerak’. Oleh karena itu, frasa jalanya macet mengalamai salah nalar, karena kata jalan pada konteks kalimat tersebut memang tidak pernah bergerak.

Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada kalimat (2). Allah telah memberikan waktu kepada kita 24 jam dalam satu hari dan satu malam. Jadi, kalau ia tidak bisa mengikuti pengajian karena tidak ada waktu, berarti terjadi salah nalar. Kemungkinan yang tidak ada adalah kesempatan, karena setiap orang memiliki kesempatan yang berbeda-beda.

Dua kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:

(1)   Pada hari ini saya datang terlambat karena lalu lintas macet.
(2) Saya mohon maaf tidak bisa mengikuti pengajian karena tidak ada kesempatan untuk datang.

Deduksi yang salah

Simpulan yang salah dari silogisme yang berpremis salah.
Contoh :
Jika bayi itu makan banyak, bayi itu akan menjadi kurus.

FAMOUS